No big revenue from Freeport soon
4:50 PM
Add Comment
State-Owned Enterprises Minister Rini Soemarno has said the government does not expect big revenue from gold and copper miner PT Freeport Indonesia (PTFI) in the next three years, following a US$3.85 billion divestment deal.
"ln the next three years, the company will spend a lot of money. Therefore, the dividends [distributed to shareholders] will drop," Rini said in Jakarta
Under a deal with Freeport McMoRan signed in December 2018, state mining holding company PT Indonesia Asahan Aluminium, a representative of the government, managed to increase its shares in PTFI from 9.36 percent to 51.23 percent.
She said PTFI’s profitability was set to drop in 2019, 2020 and 2021 because the company needed large amounts of funds for investments in at least two projects - the construction of a smelter and construction for an underground mining facility.
"We believe in the importance of smelter construction so that the concentrates could be processed domestically,” Rini said, adding that the underground mining facility should be constructed because there would no longer be open-pit mining atthe mining site in Mimika, Papua.
The minister, however, said that, in 2022, indonesia would earn significant revenue.
She said number of state-owned enterprises (SOEs) spent a lot on funding in 2016 and 2017, triggering slow growth in revenue. “Therefore, [the revenue increase] from the SOES could only be seen in 2019. Freeport will be like that,” she added.
IN INDONESIA
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan pemerintah tidak mengharapkan pendapatan besar dari penambang emas dan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam tiga tahun ke depan, setelah kesepakatan divestasi US $ 3,85 miliar.
"Dalam tiga tahun ke depan, perusahaan akan menghabiskan banyak uang. Oleh karena itu, dividen [dibagikan kepada pemegang saham] akan turun," kata Rini di jakarta
Berdasarkan kesepakatan dengan Freeport McMoRan yang ditandatangani pada Desember 2018, perusahaan induk penambangan negara PT Indonesia Asahan Aluminium, perwakilan pemerintah, berhasil meningkatkan sahamnya di PTFI dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen.
Dia mengatakan, profitabilitas PTFI akan turun pada 2019, 2020 dan 2021 karena perusahaan membutuhkan sejumlah besar dana untuk investasi
dalam setidaknya dua proyek - pembangunan smelter dan konstruksi untuk fasilitas penambangan bawah tanah.
"Kami percaya akan pentingnya pembangunan smelter sehingga konsentratnya dapat diproses di dalam negeri," kata Rini, seraya menambahkan bahwa fasilitas penambangan bawah tanah harus dibangun karena tidak akan ada lagi penambangan terbuka di lokasi penambangan di Mimika, Papua.
Menteri, bagaimanapun, mengatakan bahwa, pada tahun 2022, indonesia akan memperoleh pendapatan yang signifikan. Dia mengatakan sejumlah perusahaan milik negara (BUMN) menghabiskan banyak dana pada 2016 dan 2017, memicu pertumbuhan pendapatan yang lambat. "Karena itu, [peningkatan pendapatan] dari BUMN hanya bisa dilihat pada 2019. Freeport akan seperti itu," tambahnya.
IN INDONESIA
Tidak ada pendapatan besar dari Freeport
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan pemerintah tidak mengharapkan pendapatan besar dari penambang emas dan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam tiga tahun ke depan, setelah kesepakatan divestasi US $ 3,85 miliar.
"Dalam tiga tahun ke depan, perusahaan akan menghabiskan banyak uang. Oleh karena itu, dividen [dibagikan kepada pemegang saham] akan turun," kata Rini di jakarta
Berdasarkan kesepakatan dengan Freeport McMoRan yang ditandatangani pada Desember 2018, perusahaan induk penambangan negara PT Indonesia Asahan Aluminium, perwakilan pemerintah, berhasil meningkatkan sahamnya di PTFI dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen.
Dia mengatakan, profitabilitas PTFI akan turun pada 2019, 2020 dan 2021 karena perusahaan membutuhkan sejumlah besar dana untuk investasi
dalam setidaknya dua proyek - pembangunan smelter dan konstruksi untuk fasilitas penambangan bawah tanah.
"Kami percaya akan pentingnya pembangunan smelter sehingga konsentratnya dapat diproses di dalam negeri," kata Rini, seraya menambahkan bahwa fasilitas penambangan bawah tanah harus dibangun karena tidak akan ada lagi penambangan terbuka di lokasi penambangan di Mimika, Papua.
Menteri, bagaimanapun, mengatakan bahwa, pada tahun 2022, indonesia akan memperoleh pendapatan yang signifikan. Dia mengatakan sejumlah perusahaan milik negara (BUMN) menghabiskan banyak dana pada 2016 dan 2017, memicu pertumbuhan pendapatan yang lambat. "Karena itu, [peningkatan pendapatan] dari BUMN hanya bisa dilihat pada 2019. Freeport akan seperti itu," tambahnya.
Jakarta Post, Page-14, Friday, Feb-1, 2019
0 Response to "No big revenue from Freeport soon "
Post a Comment