Inalum Asks Rio Tinto Participation Rights Discount
3:13 PM
Add Comment
Inalum will use environmental and tax breaks for stock discounts.
If there are no obstacles, PT Indonesia Asahan Aluminum (Inalum) will report the results of a negotiation on the purchase of a participating interest (PI) of 40% of Rio Tinto at Grasberg mine, PT Freeport Indonesia.
Inalum will report to the Minister of SOEs, the Minister of Finance (Menkeu) and the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM). The report was the result of Inalum's offer to Rio Tinto. From the price valuation by the negotiating team, Inalum requested a discount to Rio Tinto with a 20% cash outflow discount scheme.
Inalum will use environmental damage factors caused by Freeport to reduce PI Rio Tinto's share price. As is known, Deutsche Bank has done the price valuation of participating interest 40% it reached US $ 3.3 billion.
According to KONTAN sources, from the price of US $ 3.3 billion, Inalum asked for a 20% discount. As a result, the price offered by Inalum reached US $ 2.65 billion. The 20% discount was raised against the cost to pay the state loss of Rp 185 trillion due to damage to ecosystems and tax arrears debt to the Provincial Government of Papua.
"The offer to be given is approximately US $ 2.65 billion with the assumption of a 2.0% discount for the payment of ecosystem damage costs and arrears of tax debt," said one source who did not want to be identified to KONTAN '
For information, the price already evaluated based on a 20% discount worth US $ 2.65 billion is also based on a count of mining operations owned by PT Freeport Indonesia (PTFI) until 2041. KONTAN sources suspect, with the discount the Rio Tinto was forced to agree. The reason, because it wants a refund that has been invested in Freeport Indonesia quickly. Since 1995, Rio Tinto has almost never gained a share of Freeport Indonesia's production, as production volumes never moncapai the established levels as agreed.
"Because Rio Tinto has been felt lied to by Freeport Indonesia," he said.
As is known, in calculating the price valuation of Rio Tinto's 40% participafting interest, Inalum uses Morgan Stanley, Pricewaterhouse Coopers (PWC) and Mutual Funds. Meanwhile, fund loans for participating interest will be obtained from Banks from Japan, America and national banks.
Unfortunately, Corporate Secretary Inalum Ricky Gunawan is reluctant to tell what percentage of the loan will be made by Inalum.
"Ask to Mr. Harry only (Fajar Harry Sampurno, Deputy Minister of Mining Business, Strategic Industries and Media Ministry of SOEs)," he told KONTAN.
Previously, President Director Inalum Budi Gunadi Sadikin once said that now the value of Inalum capital reaches US $ 700 million.
"Bukit Asam (PTBA, subsidiary holding industry of Mining) is good. Can be taken dividends, "he said.
When confirmed about the submission of negotiations with Rio Tinto, Fajar Harry revealed, for now there is no further invitation to the government. But previously it can be ascertained that there has been submission on Friday 6 April 2018.
Risk Factors Enter in Valuation
Director of the Center for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) Budi Santoso rate, in concept, the purchase of management rights or participating mterst 40% Rio Tinto with the current scheme cash out from discount is a common method to make valuations.
Only, there are things that need to be included are the risks that can be reduced validation; "And also cash outflow Discounts include minerals as revenue. This means that minerals belong to holders of the Contract of Work, whereas minerals are state property. And also the name of this contractor is only paid when working, not become the owner of minerals, "he said.
Some financial institutions, such as HSBC, Morgan Stanley, and Credit, Switzerland, have calculated the value of Rio Tinto's participation rights to be purchased by Inalum, as state-owned mine holding. For example, Deutche Bank has released a value of US $ 3.3 billion or around Rp 45.4 trillion at the current rate. This figure is almost equal to the count of HSBC or Morgan Stanley.
IN INDONESIA
Inalum Minta Diskon Hak Partisipasi Rio Tinto
Inalum akan menggunakan faktor kerusakan lingkungan dan pajak untuk diskon saham.
Jika tidak ada hambatan, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan melaporkan hasil negosiasi pembelian hak partisipasi atau participating interest (PI) 40% milik Rio Tinto di tambang Grasberg, PT Freeport Indonesia.
Inalum akan melapor kepada Menteri BUMN, Menteri Keuangan (Menkeu) dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Laporan tersebut merupakan hasil penawaran Inalum terhadap Rio Tinto. Dari hasil valuasi harga oleh tim negosiasi, Inalum meminta diskon kepada Rio Tinto dengan skema hitungan cash outflow discount sebanyak 20%.
Inalum akan menggunakan faktor kerusakan lingkungan yang disebabkan Freeport untuk mengurangi harga saham PI Rio Tinto. Seperti diketahui, Deutsche Bank pernah melakukan valuasi harga dari participating interest 40% itu mencapai US$ 3,3 miliar.
Menurut sumber KONTAN, dari harga US$ 3,3 miliar tersebut, Inalum minta diskon 20%. Alhasil, harga yang ditawarkan oleh Inalum mencapai US$ 2,65 miliar. Adapun diskon 20% ini muncul terhadap biaya untuk membayar kerugian negara sebesar Rp 185 triliun akibat kerusakan ekosisteni dan utang tunggakan pajak kepada Pemerintah Provinsi Papua.
"Tawaran yang akan diberikan sekitar US$ 2,65 miliar dengan asumsi diskon 2.0% untuk pembayaran biaya kerusakan ekosistem dan tung-
gakan utang pajak," kata salah seorang sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya kepada KONTAN'
Sebagai informasi, harga yang sudah dievaluasi berdasarkan diskon 20% senilai US$ 2,65 miliar itu juga berdasarkan hitungan dengan operasi tambang milik PT Freeport Indonesia (PTFI) sampai tahun 2041. Sumber KONTAN menduga, dengan diskon tersebut
pihak Rio Tinto terpaksa menyepakati. Alasannya, karena menginginkan pengembalian uang yang sudah ditanamkan di Freeport Indonesia dengan cepat. Sejak tahun 1995, Rio Tinto hampir tidak pernah memperoleh bagian produksi Freeport Indonesia, karena volume produksi tidak pernah moncapai level yang ditetapkan yang seperti disepakati.
"Karena Rio Tinto selama ini merasa dibohongi oleh Freeport Indonesia," ungkapya.
Seperti diketahui, dalam menghitung valuasi harga participafting interest 40% Rio Tinto, Inalum memakai Morgan Stanley, Pricewaterhouse Coopers (PWC) dan Dana Reksa. Sementara itu pinjaman dana untuk pengambilan participating interest akan diperoleh dari Bank dari Jepang, Amerika, dan bank nasional.
Sayangnya, Sekretaris Perusahaan Inalum Ricky Gunawan enggan memberitahu berapa persen bagian pinjaman yang akan dilakukan oleh Inalum.
"Tanya ke pak Harry saja (Fajar Harry Sampurno, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN)," kilahnya kepada KONTAN.
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin pernah mengatakan bahwa sekarang ini nilai capital Inalum mencapai US$ 700 juta.
“Bukit Asam (PTBA, anak asaha holding industri Pertambangan) bagus juga. Bisa diambil dividennya," katanya.
Ketika dikonfirmasi mengenai penyerahan hasil negosiasi dengan Rio Tinto, Fajar Harry mengungkapkan, untuk saat ini belum ada undangan lagi kepada pemerintah. Namun sebelumnya dapat dipastikan bahwa sudah ada penyerahan pada hari Jumat 6 April 2018.
Faktor Risiko Masuk dalam Valuasi
Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) Budi Santoso menilai, secara konsep, pembelian hak kelola atau participating mterst 40% Rio Tinto dengan skema yang dipakai saat ini cash out from discount memang metode umum untuk membuat valuasi.
Hanya saja, ada hal-hal yang perlu dimasukkan adalah risiko yang bisa menjadi validasinya berkurang; “Dan juga cash outflow discount memasukan mineral sebagai pendapatan. Ini artinya, mineral adalah milik pemegang Kontrak Karya, padahal mineral adalah milik negara. Dan juga yang namanya kontraktor ini hanya dibayar ketika kerja, bukan menjadi pemilik mineral," katanya.
Beberapa lembaga keuangan, seperti HSBC, Morgan Stanley, dan Credit, Swiss, telah menghitung nilai hak partisipasi Rio Tinto yang akan dibeli oleh Inalum, selaku holding BUMN tambang. Misalnya, Deutche Bank telah merilis nilainya sebesar US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 45,4 triliun dengan kurs saat ini. Angka ini hampir sama dengan hitungan HSBC atau Morgan Stanley.
Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) Budi Santoso menilai, secara konsep, pembelian hak kelola atau participating mterst 40% Rio Tinto dengan skema yang dipakai saat ini cash out from discount memang metode umum untuk membuat valuasi.
Hanya saja, ada hal-hal yang perlu dimasukkan adalah risiko yang bisa menjadi validasinya berkurang; “Dan juga cash outflow discount memasukan mineral sebagai pendapatan. Ini artinya, mineral adalah milik pemegang Kontrak Karya, padahal mineral adalah milik negara. Dan juga yang namanya kontraktor ini hanya dibayar ketika kerja, bukan menjadi pemilik mineral," katanya.
Beberapa lembaga keuangan, seperti HSBC, Morgan Stanley, dan Credit, Swiss, telah menghitung nilai hak partisipasi Rio Tinto yang akan dibeli oleh Inalum, selaku holding BUMN tambang. Misalnya, Deutche Bank telah merilis nilainya sebesar US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 45,4 triliun dengan kurs saat ini. Angka ini hampir sama dengan hitungan HSBC atau Morgan Stanley.
Kontan, Page-14, Friday, Apr 6, 2018
0 Response to "Inalum Asks Rio Tinto Participation Rights Discount"
Post a Comment