Freeport and the Two Largest Oil and Gas Blocks Controlled by Domestic Company

2018 is a special momentum for Indonesia, especially in the national mining sector. The reason is, this year, Indonesia's strategic natural resources that have been managed by foreign investors for decades have finally returned to our hands.

° PT Freeport Indonesia (PTFI)

On July 12, PT Indonesia Asahan Aluminum or Inalum (Persero) signed the head of agreement (HOA) with Freeport McMoRan Inc. The signing was one of which stipulated Indonesia as the 51% owner of PTFI shares. The signing of the HoA is the basis of an agreement that contains the structure and value of the divestment transaction. The agreement is the hardest part of the divestment process.

After that, the points of the HOA agreement will be outlined in a more detailed agreement by the parties, such as sales purchase agreement (SPA), shareholder agreement (SHA), and exchange agreement. The Indonesian side, represented by PT Inalum, will not purchase shares before all the documentation and agreements are clear and clean. The four main points agreed upon as PTFI's development milestones are:

(a) Divest 51% shares for Indonesian participant ownership, in accordance with the Contract of Work and Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining (Minerba Law); 

(b) Construction of processing and refining facilities (smelters) for five years; 

(c) Stability of state revenue, in accordance with Article 169 of the Minerba Law, the transfer of PTFI's Contract of Work to an IUPK will bring state revenues which in aggregate are greater than through the Contract of Work; and 

(d) Extension of Production Operation 2 is 10 years, in accordance with statutory provisions.

After PTFI agreed on the four points, PTFI would get a maximum operating period of up to 2041. Yesterday, at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), PT INALUM (Persero), Freeport McMoRan Inc. (FCX) and Rio Tinto signed a Sales and Purchase Agreement (SPA) as a continuation of the Head of Agreement (HOA) signing regarding the sale of FCX shares and Rio Tinto's participation rights in PT Freeport Indonesia (PTFI) to INALUM.

The signing was witnessed by ESDM Minister Ignasius Jonan, Minister of Finance Sri Mulyani and Minister of State-Owned Enterprises (BUMN) Rini Soemarno. With this SPA signed, the 51% share divestment of PT Freeport Indonesia will be settled only to settle administrative matters which are expected to be completed in November 2018.

"I congratulate PT INALUM (Persero), Freeport McMoRan Inc. (FCX) and Rio Tinto, which have implemented Sales and Purchase Agreement (SPA), so the HoA time is the head of agreement to fulfill the requirements of both parties or the three parties to reach a share purchase agreement, so now it is complete, "Said ESDM Minister Ignasius Jonan.

Currently Grasberg is listed as the world's largest gold mine and the second largest copper mine in the world, with management potential exceeding 30 years. The added value of copper commodities can also continue to be improved through the construction of smelters with a capacity of 2 million-2.6 million tons per year in the next five years.

° Block Rokan

Late last July, the government through the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) has decided to manage the Block Block for PT Pertamina (Persero). The decision was purely taken on the basis of business and economic considerations after evaluating Pertamina's proposal which was considered better than its competitors.

In his proposal, Pertamina offered a Signature Bonus of US $ 784, or around Rp. 11.3 trillion which would enter the state treasury. There is also a definite commitment value of US $ 500 million, or Rp. 7.2 trillion in running oil and gas exploitation, as well as an increase in state revenue potential for 20 years after obtaining income potential of US $ 57 billion, or around Rp. 825 trillion.

ESDM Deputy Minister Arcandra Tahar revealed that the added value of the government's decision was to make Pertamina parallel with the world top oil company, with 60% of national oil and gas production in 2021, when Pertamina's Block was officially operated by Pertamina. So far Pertamina's portion of the national oil and gas production has increased from around 23%, to 36% in 2018, and 39% in 2019 when the oil and gas block began to be actively managed by Pertamina.

The Rokan Block is strategic because it accounts for 26% of the total national production. The 6,220 square kilometer block has 96 fields with a field league that has the potential to produce excellent oil, namely Duri, Minas, and Bekasap. Since operating in 1971 to 31 December 2017, the total production of the Rokan Block has reached 11.5 billion barrels, and 207 thousand barrels of oil per day (bpd) in Semester I 2018.

° Mahakam Block

After almost 50 years of being managed by Total E & P, the Mahakam Block, located in East Kalimantan, has been handed over by the government to PT Pertamina (Persero) in January 1, 2018. After being granted 100% shares, as mandated by ESDM Minister Regulation No. 37 of 2016, Pertamina is required to provide 10% PI shares to the regional government. For determining the amount of value, the government surrenders entirely to the provincial government, or consult with the ESDM Minister first.

Furthermore, the government allowed Pertamina to release shares of up to 39% and provide freedom in finding its partners. If it is realized, Pertamina's share becomes 51%, the area is 10% and the other party is 39%. Finally, the government hopes that Pertamina can maintain, even increase production, with the most efficient operating costs. At the time of the transfer in 2017, the average production of oil and gas in the Mahakam Block was 52 thousand BPOD (oil and condensate) and 1.3511 MMSCFD (gas).

The Mahakam Block - East Borneo

The Mahakam Block, which has a work area of ​​2,738.51 square kilometers, includes the Peciko, Tunu, Tambora, Sisi-Nubi, and South Mahakam gas fields, as well as the Bekapai and Handil oil fields.

IN INDONESIA

Freeport dan Dua Blok Migas Terbesar Dikuasai Anak Negeri  

Tahun 2018 menjadi momentum istimewa bagi Indonesia, khususnya pada sektor pertambangan nasional. Pasalnya, pada tahun ini, sumber daya alam

strategis Indonesia yang selama puluhan tahun dikelola investor asing akhirnya kembali ke tangan kita.

° PT Freeport Indonesia (PTFI)

Pada 12 Juli lalu, PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (persero) menandatangani pokok-pokok perjanjian (head of agreement/HOA) dengan Freeport McMoRan Inc. Penandatanganan tersebut salah satunya menetapkan Indonesia sebagai pemilik 51% saham PTFI. Penandatanganan HoA itu merupakan dasar kesepakatan yang berisi tentang struktur dan nilai transaksi divestasi. Kesepakatan itu merupakan bagian terberat dari proses divestasi.

Setelah itu, pokok-pokok kesepakatan HOA akan dituangkan dalam perjanjian yang lebih rinci oleh para pihak, seperti halnya sales purchase agreement

(SPA), shareholder agreement (SHA), dan exchange agreement. Pihak Indonesia, yang diwakili PT Inalum, tidak akan melakukan pembelian saham sebelum semua dokumentasi dan perjanjian berstatus clear and clean. Adapun empat poin utama yang telah disepakati sebagai milestone pengembangan PTFI adalah: 

(a) Divestasi saham 51% untuk kepemilikan peserta Indonesia, sesuai Kontrak Karya dan UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba); 

(b) Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) selama lima tahun; 

(c) Stabilitas penerimaan negaria, sesuai Pasal 169 UU Minerba, peralihan Kontrak Karya PTFI menjadi IUPK akan mendatangkan penerimaan negara yang secara agregat lebih besar daripada melalui Kontrak Karya; dan 

(d) Perpanjangan Operasi Produksi 2 itu 10 tahun, sesuai ketentuan perundang-undangan.

Setelah PTFI menyepakati empat poin itu, PTFI akan mendapatkan perpanjangan masa operasi maksimal hingga 2041. Kemarin, di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT INALUM (Persero), Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto menandatangani perjanjian Sales and Purchase Agreement (SPA) sebagai kelanjutan penandatangan Pokok-Pokok Perjanjian (Head of Agreement/HOA) terkait penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia (PTFI) ke INALUM. 

Penandatanganan ini disaksikan Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini

Soemarno. Dengan ditandatangani SPA ini, maka penyelesaian divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia tinggal menyelesaikan hal-hal administratif yang diperkirakan akan selesai pada bulan November 2018 mendatang.

“Saya ucapkan selamat kepada PT INALUM (Persero), Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto yang sudah melaksanakan perjanjian Sales and Purchase Agreement (SPA), jadi waktu HoA itu adalah head of agreement untuk memenuhi persyaratan-persyaratan kedua belah pihak atau ketiga belah pihak untuk mencapai perjanjian jual beli saham, jadi sekarang sudah selesai,” ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Saat ini Grasberg tercatat sebagai tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga terbesar ke-2 di dunia, dengan potensi pengelolaan melebihi 30

tahun. Nilai tambah komoditas tembaga pun dapat terus ditingkatkan lewat pembangunan smelter berkapasitas 2 juta-2,6 juta ton per tahun dalam lima

tahun ke depan.

° Blok Rokan

Akhir Juli lalu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan pengelolaan Blok Rokan kepada PT Pertamina (persero). Keputusan itu murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik daripada kompetitornya. 

Dalam proposalnya, Pertamina menawarkan Signature Bonus US$ 784 jula atau sekitar Rp 11,3 triliun yang akan masuk ke kas negara. Ada pula nilai

komitmen pasti US$ 500 juta, atau Rp 7,2 triliun dalam menjalankan eksploitasi migas, serta meningkatnya potensi pendapatan negara selama 20 tahun setelah mendapatkan potensi pemasukan US$ 57 miliar, atau sekitar Rp 825 triliun.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan, nilai tambah dari keputusan pemerintah itu ialah menjadikan Pertamina sejajar dengan world top oil company, dengan penguasaan 60% produksi migas nasional pada 2021, ketika Blok Rokan resmi dioperasikan Pertamina. Sejauh ini porsi Pertamina pada produksi migas nasional telah meningkat dari sekitar 23%, menjadi 36% pada 2018, dan 39% pada 2019 saat blok migas terminasl mulai aktif dikelola Pertamina.

Adapun Blok Rokan termasuk strategis lantaran menyumbang 26% dari total produksi nasional. Blok seluas 6.220 kilometer persegi itu memiliki 96 lapangan dengan Liga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas, dan Bekasap. Sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total

produksi minya Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel, dan 207 ribu barel minyak per hari (bph) pada Semester I 2018.

° Blok Mahakam

Setelah hampir 50 tahun dikelola Total E&P, Blok Mahakam yang berlokasi di Kalimantan Timur terhitung sejak 1 Januari 2018 diserahkan pemerintah kepada PT Pertamina (persero). Setelah diberikan saham 100%, sesuai amanat Peraturan Menteri ESDM No 37 Tahun 2016, Pertamina diharuskan memberikan saham PI sebesar 10% kepada pemerintah daerah. Untuk penentuan besaran nilainya, pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak pemerintah provinsi, atau dikonsultasikan dengan Menteri ESDM terlebih dahulu.

Selanjutnya, pemerintah mengizinkan Pertamina untuk melepas saham maksimal 39% dan memberikan kebebasan dalam mencari mitra kerjanya.

Kalau itu direalisasikan, pangsa Pertamina menjadi 51%, daerah 10% dan pihak lain 39%. Akhirnya pemerintah berharap Pertamina dapat tetap menjaga, bahkan meningkatkan produksi, dengan biaya operasi se efisien mungkin. Pada saat pengalihan di 2017, produksi rata-rata migas pada Blok Mahakam sebesar 52 ribu BPOD (minyak dan kondesat) dan 1.3511 MMSCFD (gas).

Blok Mahakam yang memiliki wilayah kerja seluas 2.738,51 kilometer persegi meliputi lapangan gas Peciko, Tunu, Tambora, Sisi-Nubi, dan South Mahakam, juga lapangan minyak Bekapai dan Handil.

Media Indonesia, Page-17, Friday, Sept 28, 2018

Agus Purnomo

Kuli Google Adsense, Admob, Android Developer, ternak tuyul online

Share this post