Freeport Indonesia's Production Declines More Than 50%
10:57 AM
Add Comment
Freeport McMoran noted the realization of production from its mines in Indonesia in the first half of 2019 fell by more than 50% compared to the same period last year. The decline in production was due to Freeport starting the transition from an open pit mine to an underground mine.
Based on Freeport McMoran's official statement, the realization of copper production amounted to 270 million pounds, down 58.95% compared to the same period last year of 658 million pounds. Furthermore, the realization of gold production was only 316 thousand ounces, down 76.69% from the first half of last year's 1.33 million ounces.
Richard C. Adkerson
President, and Freeport McMoran Chief Executive Officer Richard C. Adkerson said it was changing its final operation plan at the Grasberg open pit, namely by adding new mining areas. This makes it able to extend the operation of open pit mining from initial estimates.
"This modification is delaying access to high quality materials, which we plan to recover in the short term," he said.
the Grasberg open pit, Biggest Gold Mine in The World
In an official statement from Freeport, the additional area was opened in the second quarter of this year and will extend the Grasberg open pit operation period until the third quarter, even longer. This postponed access to high quality material which was originally planned to be produced in the second quarter of 2019. This has an impact on the sales of copper and gold quarter II-2019 from Indonesia, which is also lower than the second quarter of 2018.
Kathleen Quirk
Freeport McMoran Executive Vice President and Chief Financial Officer Kathleen Quirk added, gold sales at the end of the second quarter of 2019 were recorded at 189 thousand ounces, compared to estimates in April of 265 thousand ounces. However, the low sales of copper and gold from Freeport Indonesia can be closed with high sales volumes from Main America and South America.
"So, we are still targeting copper sales in 2019 for 3.3 billion pounds and 800 thousand ounces of gold," She said.
Gold Bars with the label of Balinese Dancers
This target is a sales target for all Freeport McMoran operations in the world. While from Freeport Indonesia, copper sales were recorded in the second quarter of 2019 amounting to 326 million pounds, far below the realization of the same period last year which reached 635 million pounds. The same thing happened for gold sales, where the realization of the first half of this year was only 420 thousand ounces compared to the same period last year which reached 1.27 million ounces.
In its official statement, Freeport said it would also reach the copper and gold sales target for its mine in Indonesia this year. In particular, copper sales are targeted at 600 million pounds and 800 thousand ounces of gold. For this reason, PT Freeport Indonesia will continue to monitor geotechnical conditions to determine the period of addition in open pit mines. Materials not mined from open pit mining are expected to be accessible through the Grasberg Block Cave underground mine.
"With Freeport Indonesia starting to shift its mine from open-pit mining to underground mining, metal production is expected to start increasing in 2021," said an official McMoran statement.
Search for funding
With the extension of the mining contract from 2031 to 2041, Freeport Indonesia is committed to building a processing and refining plant (smelter) with a target of completion on December 21, 2023. Freeport has started land preparation after the location of the smelter adjacent to the existing smelter in Gresik has been determined.
the smelter in Gresik East Java
At the same time, Freeport also worked on detailed engineering. Thus, the estimated cost of building a more appropriate smelter can be obtained later this year. The initial estimate of the smelter's investment costs is around US $ 3 billion.
Adkerson explained, his party had considered a number of schemes for the construction of this smelter. One of them is the opportunity to form partnerships and entities that can be consolidated or not. This scheme is one of Freeport's options.
"But now the best choice after considering all factors, namely through debt financing through Freeport Indonesia. But other alternatives can arise, "he said.
According to Quirk, it has begun discussions with several lending institutions about funding smelters. This year, the cost of building a smelter is not yet significant. But these costs will start to rise in the range of 2020, and most need to be disbursed in 2021 and 2022.
"But we hope to obtain debt financing that will enable us to fund these costs and amortize this debt financing for the long term," he explained.
However, he said, the cost of building the smelter was also dropped by other shareholders from Freeport Indonesia. Freeport McMoran will cover the investment costs of the shares owned, which is 49%. While the rest will be borne by PT Inalum (Persero).
However, he said, the cost of building the smelter was also dropped by other shareholders from Freeport Indonesia. Freeport McMoran will cover the investment costs of the shares owned, which is 49%. While the rest will be borne by PT Inalum (Persero).
"Freeport Indonesia has no debt, so its position is good. We have received a response from a number of lenders for funding this [smelter] project, "said Quirk.
Freeport Indonesia plans to build a copper smelter with a capacity of 2 million tons of concentrate. The smelter project is located in the Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Industrial Zone in Gresik, East Java.
IN INDONESIA
Produksi Freeport Indonesia Turun Lebih dari 50%
Freeport McMoran mencatat realisasi produksi dari tambangnya di Indonesia pada semester pertama 2019 turun lebih dari 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan produksi lantaran Freeport memulai transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.
Berdasarkan keterangan resmi Freeport McMoran, realisasi produksi tembaga sebesar 270 juta pon, turun 58,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 658 juta pon. Selanjutnya, realisasi produksi emasnya hanya 316 ribu ounces atau turun 76,69% dari semeseter pertama tahun lalu 1,33 juta ounces.
President, dan Chief Executive Officer Freeport McMoran Richard Adkerson mengatakan, pihaknya mengubah rencana operasi final di tambang terbuka Grasberg, yaitu dengan menambah area tambang baru. Hal ini membuat pihaknya dapat memperpanjangan pengoperasian tambang terbuka dari perkiraan awal.
“Modifikasi ini menunda akses ke material kualitas tinggi, yang kami rencanakan bisa pulihkan dalam jangka pendek ini,” kata dia.
Dalam keterangan resmi Freeport disebutkan, area tambahan ini dibuka pada kuartal kedua tahun ini dan akan memperpanjang masa operasi tambang terbuka Grasberg hingga kuartal ketiga, bahkan bisa lebih lama lagi. Hal ini menunda akses ke material kualitas tinggi yang awalnya direncanakan dapat diproduksikan pada kuartal kedua 2019 lalu. Hal ini berdampak pada realisasi penjualan tembaga dan emas kuartal II-2019 dari Indonesia yang juga lebih rendah dari kuartal II-2018.
Executive Vice President and Chief Financial Officer Freeport McMoran Kathleen Quirk menambahkan, penjualan emas pada akhir kuartal kedua 2019 tercatat sebesar 189 ribu ounces, dibandingkan perkiraan saat April yang mencapai 265 ribu ounces. Namun, rendahnya penjualan tembaga dan emas dari Freeport Indonesia dapat ditutup dengan tingginya volume penjualan dari Amerika Utama dan Amerika Selatan.
“Sehingga, kami tetap menargetkan penjualan tembaga pada 2019 ini sebesar 3,3 miliar pon dan emas 800 ribu ounces,” ujarnya.
Target ini merupakan target penjualan dari seluruh wilayah operasi Freeport McMoran di dunia. Sementara dari Freeport Indonesia, tercatat penjualan tembaga pada kuartal II-2019 sebesar 326 juta pon, jauh di bawah realisasi periode yang sama tahun lalu yang mencapai 635 juta pon. Hal yang sama juga terjadi untuk penjualan emas, di mana realisasi semester pertama tahun ini hanya 420 ribu ounces dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1,27 juta ounce.
Dalam keterangan resminya, Freeport menyatakan juga akan mencapai target penjualan tembaga dan emas tahun untuk tambangnya di Indonesia pada tahun ini. Rincinya, penjualan tembaga ditargetkan sebesar 600 juta pon dan emas 800 ribu ounce.
Untuk itu, PT Freeport Indonesia akan terus memantau kondisi geoteknis untuk menetapkan jangka waktu penambahan di tambang terbuka. Material yang tidak ditambang dari tambang terbuka, diharapkan bisa diakses melalui tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
“Dengan Freeport Indonesia mulai menggeser tambangnya dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, produksi metal diharapkan mulai meningkat pada 2021,” demikian tertulis dalam keterangan resmi Freeport McMoran.
Cari Pendanaan
Dengan diperpanjangnya kontrak tambangnya dari 2031 menjadi 2041, Freeport Indonesia berkomitmen membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan target penyelesaian 21 Desember 2023. Freeport telah memulai penyiapan lahan setelah ditetapkan lokasi smelter berdekatan dengan smelter eksisting di Gresik.
Pada saat yang sama, Freeport juga mengerjakan rekayasa rinci. Sehingga, perkiraan biaya pembangunan smelter yang lebih tepat dapat diperoleh akhir tahun ini. Perkiraan awal biaya investasi smelter ini sekitar US$ 3 miliar.
Adkerson menjelaskan, pihaknya telah mempertimbangkan sejumlah skema pembangunan smelter ini. Salah satunya yakni peluang untuk membentuk kemitraan dan entitas yang bisa saja dikonsolidasikan ataupun tidak. Skema ini menjadi salah satu opsi Freeport.
“Tapi saat ini pilihan terbaik setelah mempertimbangkan semua faktor, yakni melalui pembiayaan utang melalui Freeport Indonesia. Tetapi alternatif lain bisa saja muncul,” ujarnya.
Menurut Quirk, pihaknya telah memulai diskusi dengan beberapa lembaga pemberi pinjaman tentang pendanaan smelter. Pada tahun ini, biaya pembangunan smelter memang belum signifikan. Tetapi biaya yang dibutuhkan ini akan mulai naik pada kisaran 2020, dan sebagian besar perlu dikucurkan pada 2021 dan 2022.
“Tetapi kami berharap dapat memperoleh pembiayaan utang yang memungkinkan kami mendanai biaya tersebut dan melakukan amortisasi pembiayaan utang ini untuk jangka panjang,” jelas dia.
Meski demikian, dikatakannya biaya pembangunan smelter ini juga turun ditangguh pemegang saham lain dari Freeport Indonesia. Freeport McMoran akan menanggung biaya investasi sebesar saham yang dimiliki, yakni 49%. Sementara sisanya akan ditanggung oleh PT Inalum (Persero).
“Freeport Indonesia tidak memiliki utang, jadi posisinya bagus. Kami telah menerima respon dari sejumlah lender untuk pendanaan proyek ini [smelter],” tutur Quirk.
Freeport Indonesia berencana membangun smelter tembaga berkapasitas 2 juta ton konsentrat. Proyek smelter ini berlokasi di Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
Investor Daily, Page-9, Friday, July 26, 2019
0 Response to "Freeport Indonesia's Production Declines More Than 50%"
Post a Comment