Assets Not Guaranteed
10:27 AM
Add Comment
Freeport Divestment Funding
PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero) ensures that there is no guarantee of assets or shares in the Freeport Indonesia stock purchase transaction by using loan funds from foreign banks. Inalum's Head of Corporate Communication, Rendi Achmad Witular, emphasized that the company does not provide any form of guarantee to international financial institutions as providers of funds.
"Inalum can get [loans] because based on their evaluation [foreign banks], Freeport Indonesia has good business potential, "We have no debt and have good finances and are considered able to support our own company," he said, Thursday (10/18).
He said that foreign banks also considered that the value of loans was not too large so they were willing to provide financing. Currently, there are eight foreign banks that have agreed to provide loans to Inalum. However, none of the banks came from China. Loan sources from foreign banks are chosen in addition to more competitive interest rates to avoid the flow of US dollars abroad.
PT Inalum (Persero), Freeport-McMoRan Inc., and Rio Tinto have signed a share sale and purchase agreement on September 27, 2018. This agreement to buy and sell shares as a follow up to the previous agreement, namely the preliminary agreement signed on July 7, 2018. All parties agreed on the value of the Freeport Indonesia divestment shares which reached US $ 3.85 billion.
In addition, Inalum ensured that it would disburse funds totaling US $ 900 million as loans to the Regional Government of Papua as part of the 10% shareholders.
Rendi explained, Inalum was still formulating a tenor period for repayment of loans to the Regional Government. One of them comes from Freeport Indonesia dividends obtained by Papua Regional Government-Owned Enterprises (BUMD).
"We make sure that installments do not burden the Regional Government. Because we want to allocate more dividends. The funds are taken from the total loan US $ 3.85 billion. "
Inalum President Director Budi Gunadi Sadikin stressed that the bailout was carried out earlier than Inalum so that the Regional Government could enter as a shareholder. Inalum will not form a new subsidiary after officially acquiring 51% of PT Freeport Indonesia's shares. Inalum, the Papua Provincial Government, and the Mimika Regency Government will use PT Indocopper Investama which previously had 9.36% shares in Freeport Indonesia.
IN INDONESIAN
Aset Tidak Dijaminkan
Pendanaan Divestasi Freeport
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) memastikan bahwa tidak ada jaminan aset ataupun saham dalam transaksi pembelian saham Freeport Indonesia dengan menggunakan pinjaman dana dari bank asing. Head of Corporate Communication Inalum Rendi Achmad Witular menegaskan, perusahaan tidak memberikan jaminan dalam bentuk apapun kepada institusi keuangan internasional sebagai penyedia dana.
“Inalum bisa memperoleh [pinjaman] karena berdasarkan evaluasi mereka [perbankan asing], Freeport Indonesia memiliki potensi bisnis yang bagus,
tidak memiliki utang dan memiliki keuangan yang baik serta dinilai bisa menghidupi perusahaan sendiri,” ujarnya, Kamis (18/10).
Dia menuturkan, perbankan asing tersebut juga menilai bahwa nilai pinjaman juga tidak terlalu besar sehingga bersedia memberikan pembiayaan. Saat ini, sudah ada delapan bank asing yang sepakat untuk memberikan pinjaman kepada Inalum. Namun, bank itu tidak ada yang berasal dari China. Sumber pinjaman dari bank asing dipilih selain karena bunga yang lebih kompetitif juga untuk menghindari aliran dolar AS ke luar negeri.
PT Inalum (Persero), Freeport-McMoRan Inc., dan Rio Tinto telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 27 September 2018. Perjanjian jual beli saham ini sebagai tindak Ianjut atas kesepakatan sebeIumnya, yaitu perjanjian pendahuluan yang diteken pada 7 Juli 2018. Seluruh pihak sepakat nilai saham divestasi Freeport Indonesia yang mencapai US$ 3,85 miliar.
Selain itu, Inalum memastikan akan menggelontorkan dana senilai US$ 900 juta sebagai pinjaman kepada Pemerintah Daerah Papua sebagai bagian dari pemegang saham sebesar 10%.
Rendi menjelaskan, Inalum masih merumuskan masa tenor pengembalian pinjaman ke Pemerintah Daerah tersebut. Salah satunya berasal dari dividen Freeport Indonesia yang didapat oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua.
“Kami pastikan cicilan tidak membebani Pemerintah Daerah. Karena kami mau alokasikan dividen lebih banyak. Dananya diambil dari total pinjaman US$ 3,85 miliar.”
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menekankan, dana talangan dilakukan lebih dulu dari Inalum supaya Pemerintah Daerah bisa masuk sebagai pemegang saham. Inalum tidak akan membentuk anak usaha baru setelah resmi mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia. Inalum, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kabupaten Mimika akan menggunakan PT Indocopper Investama yang sebelumnya memiliki saham 9,36% di Freeport Indonesia.
Bisnis Indonesia, Page-24, Friday, Oct 19, 2018
0 Response to "Assets Not Guaranteed"
Post a Comment