google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Freeport Gold Reserve Still Abundant - MEDIA MONITORING GOLD MINE -->

Freeport Gold Reserve Still Abundant



Gold reserves from the mine managed by PT Freeport Indonesia (PTFI) are still large until the next 2041. As mining continues, revamping the environmental impact caused by the old mining by PTFI is still requested.



PT Indonesia Asahan (Inalum) President Director Budi Gunadi Sadikin explained that the reserves held under the PT Freeport Indonesia (PTFI) mine are still abundant. Budi explained, besides the underground mine which will be developed next year, there are still other reserves that have not been explored. Budi explained, for the inner mine which is currently being prepared has a depth of approximately 600 kilometers.

Grassberg adn Wild Cat Undergorund Gold Mine

"It's like the distance from Jakarta to Surabaya. If it is developed, it is a potential reserve," Budi said

Budi asserted, in addition to deep mines, there are also other mines on the left side of the mine at this time. The mine is called Wild Cat. In these reserves, it has been proven to exist and can still be mined beyond 2041.



"This mine has proven reserves and can be processed in the next 30-40 years. So, there is still a lot of gold and copper reserves," Budi said.

On the other hand, Budi projects state revenues for the next four years from PTFI's development operations to reach US $ 1.8 billion. This revenue will be greater than the realization in 2018 yesterday amounting to 180 million US dollars. 

    In the upcoming 2019 to 2020, the country has the potential not to get state revenue because of the transfer of mine management. Because, in that period PTFI made preparations for underground mining.

"The details of the receipt are 2019-2020 zero, 2021 and 2022 respectively around 470 million US dollars," Budi said.

Budi explained, in the next 2022 there will also be additional state revenues from metal strip production equivalent to 900 million US dollars so that the total is around 1.8 billion US dollars.

Tailing of PT Freeport Indonesia

Waste management

Inspector General of the Ministry of Environment and Forestry (LHK) Ilyas Assad said the government had asked PTFI to complete a study related to ecosystems and management of mine waste (tailings). The study has been started since this month and is targeted completed before the end of the year.

Ilyas said, during the making of the study, the Ministry of LHK as a technical ministry would do mentoring and supervision. When the study has been completed, PTFI must also obtain an agreement in the form of a signature from the LHK Minister Siti Nurbaya and the director at the relevant directorate general.

"We will discuss the results together before the study is implemented," he said at a press conference at the Manggala Wanabakti Ministry of LHK Building, Jakarta, last week.

In evaluating the results of the study later, Ilyas stated, it was possible to involve other ministries or institutions. For example, the results of the study state that if tailings can be used as road materials, input from technical ministries, namely the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR), is needed.

Ilyas explained that PTFI's tailings waste has a large potential utilization that can be linked to the development of the area there. As a result, small and medium industries managed by the community can grow.

IN INDONESIAN

Cadangan Emas Freeport Masih Melimpah


Cadangan emas dari tambang yang dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI) masih besar hingga 2041 mendatang. Seiring berlangsungnya penambangan, pembenahan dampak lingkungan akibat penambangan lama oleh PTFI tetap diminta.

Direktur Utama PT Indonesia Asahan (Inalum) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, cadangan yang dimiliki di bawah tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) masih melimpah. Budi menjelaskan, selain tambang bawah tanah yang akan dikembangkan tahun depan, masih ada cadangan lain yang belum dieksplorasi. Budi menjelaskan, untuk tambang dalam saja yang saat ini sedang dipersiapkan memiliki kedalaman kurang lebih sampai 600 kilometer. 

"Itu seperti jarak Jakarta ke Surabaya. Kalau dikembangkan merupakan cadangan yang berpotensi," ujar Budi 

Budi menegaskan, selain tambang dalam, ada juga tambang lain di sisi kiri tambang saat ini. Tambang tersebut bernama Kucing Liar. Dalam cadangan tersebut, sudah terbukti ada dan masih bisa ditambang hingga melampaui tahun 2041.

"Tambang ini cadangannya terbukti dan bisa diolah 30-40 tahun ke depan. Jadi, cadangan emas dan tembaganya masih banyak," kata Budi.

Di sisi lain, Budi memproyeksikan penerimaan negara hingga empat tahun ke depan dari operasional pembangan PTFI bisa mencapai 1,8 miliar dolar AS. Penerimaan ini akan lebih besar daripada realisasi pada 2018 kemarin sebesar 180 juta dolar AS. 
Pada 2019 hingga 2020 mendatang, negara berpotensi tidak mendapatkan penerimaan negara karena peralihan pengelolaan tambang. Karena, pada periode itu PTFI melakukan persiapan untuk penambangan bawah tanah.

"Rincian penerimaannya 2019-2020 nol, 2021 dan 2022 masing masing sekitar 470 juta dolar AS," ujar Budi.

Budi menjelaskan, pada 2022 mendatang juga akan ada tambahan penerimaan negara dari produksi metal strip setara dengan 900 juta dolar AS sehigga totalnya sekitar 1,8 miliar dolar AS.

Pengelolaan limbah

Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Ilyas Assad mengatakan, pemerintah sudah meminta PTFI untuk merampungkan kajian terkait ekosistem dan manajemen pengelolaan limbah tambang (Tailing). Kajian sudah dimulai sejak bulan ini dan ditargetkan rampung sebelum akhir tahun.

Ilyas mengatakan, selama membuat kajian, Kementerian LHK sebagai kementerian teknis akan melakukan pendampingan dan pengawasan. Apabila kajian tersebut sudah selesai, PTFI juga harus mendapatkan persetujuan berupa tanda tangan dari Menteri LHK Siti Nurbaya dan pimpinan di direktorat jenderal terkait.

"Hasilnya nanti akan kami bahas bersama dulu sebelum kajian diimplementasikan," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian LHK, Jakarta, pekan lalu.

Dalam evaluasi hasil kajian nanti, Ilyas menyatakan, tidak menutup kemungkinan turut melibatkan kementerian atau lembaga lain. Misalnya, hasil kajian menyebutkan apabila tailing dapat dimanfaatkan sebagai material jalan, dibutuhkan masukan dari kementerian teknis, yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Ilyas menjelaskan, limbah tailing PTFI memiliki potensi pemanfaatan besar yang dapat dihubungkan dengan pengembangan wilayah di sana. Dampaknya, industri kecil dan menengah yang dikelola oleh masyarakat dapat tumbuh.

Republika, Page-14, Wednesday, Jan 16, 2019

Subscribe to the latest article updates via email for FREE:

0 Response to "Freeport Gold Reserve Still Abundant"

Post a Comment

SALE PARALLAX TEMPLATE ONLY US$ 5

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel